Catatan Harian Magang di
Kantin
Rabu, 14 September 2016
Hari
ini aku mengevaluasi kantin. Aku melakukukan evaluasi ini karena ingin membuat
riset tentang kantin dan membuat kantin lebih baik dengan hasil risetku. Yang
perlu aku evaluasi ialah kebersihan, penataan, harga, pelayanan dan kepuasan
pelanggan.
Evaluasi
pertama yang ku lakukan adalah evaluasi kebersihan. Aku mendapati lantai kotor,
tanah dan lokasi belakang kantin penuh sampah dan bau tidak sedap, sampah
plastic tertimbun di belakang kantin, lantainya kotor dengan tanah, peralatan
dan lingkungan tidak bersih, dinding lembab, penuh dengan lumut dan basah. Sampah
dibuang sembarangan, dan piring serta gelas kotor yang berserakan dimana-mana.
Sampah berserakan pada bagian belakang kantin. Penjual juga suka membuang
limbah ke sungai yang membuat sungai menjadi kotor. Dan itu salah satu yang
membuat sungai Citra Alam tidak bersih. Supaya Citra Alam menjadi bersih dan sehat, seharusnya kita tidak boleh membuang limbah padat
maupun cair ke sungai.
Menurut ilmu Biologi yang Ningsih pelajari, lingkungan
yang kotor dan lembab itu memacu
tumbuhnya jamur kuman, maupun mikroorganisme yang merugikan kesehatan. Apalagi kantin adalah daerah atau tempat orang makan. Bisa saja bibit
jamur, spora kuman dan mikroorganisme penyebab penyakit itu jatuh ke makanan dan termakan lalu
tumbuh di dalam perut siswa-siswi dan menginfeksi hingga menyebabkan
sakit. Hal ini bertentangan sekali dengan
prinsip kantin sehat yang Sekolah Citra Alam ingin wujudkan .
Kita
harus berhenti membaung limbah ke sungai dan kalau bisa, mulai membersihkannya. Bisa dengan
mengeruk sampah dan menyaring air yang sudah tercemar oleh limbah. Seperti yang Ningsih
pernah lihat di
Jerman. Jerman itu, saking bersihnya, air keran bisa diminum dan banyak juga tempat-tempat
minum gratis di jalanan yang terkenal. Langkah-langkah kecil ini dibutuhkan dan
peran serta warga dibutuhkan untuk membangun Citra Alam yang maju. Ayo kita
lakukan little steps ini teman-teman!
Demi kantin Sekolah Citra Alam yang lebih baik lagi.
Seharusnya,
sampah dibuang ke tempatnya dan dinding berlumut dikorek lumutnya secara
berkala seperti membersihkan lantai kantin. Siswa-siswi seharusnya menaruh
piring dan gelas bekas pada penjual. Kantin harus membuat peraturan tentang
menaruh piring dan gelas pada tempatnya supaya kantin menjadi lebih tertata. Kalau
perlu, berikan saja sanksi bagi yang melanggar agar image peraturan kantin menjadi lebih tegas dan peraturan dapat
terlaksana dengan baik.
Adapun penataan
di kantin Citra Alam tidak begitu baik. Peralatan masak bergelantungan tanpa
memikirkan estetika, penyajiannya tidak tertata rapih, piring dan gelas juga
berserakan di area sekitar kantin.
Ditinjau dari segi ekonomi, harga di kantin cenderung lebih murah
dari kantin-kantin lainnya. Contoh, teppanyaki ukuran besar di kantin lain
mungkin sekitar Rp. 20000 an. Sedangkan di kantin Sekolah Citra Alam hanya Rp.
13000.
Pelanggan
sudah puas dengan pelayanan kantin, begitulah kata kebanyakan anak Citra Alam
yang kami wawancarai. Mereka puas dengan makanan yang lezat dan harga yang
cenderung murah.
Pelayanan
di kantin sudah baik. Hanya kadang tak ada kembalian di koperasi. Sebaiknya
penjual harus menyiapkan uang recehan untuk persiapan kembalian dan diusahakan
anak-anak membawa uang kas. Di Bibi, gorengan digoreng secara massive sehingga tersisa banyak gorengan
berminyak. Banyak
murid yang enggan untuk membelinya. Solusinya, memasak gorengan secukupnya
saja. Di Teppanyaki, kendalanya kualitas kematangan makananan kurang konsisten. Solusinya, menerapkan standar
kematangan dan melaksanakannya kepada setiap konsumen sama rata. Di stand Kak Luki, kendalanya persediaan
makanan (favorit) yang kurang karena habis terjual dalam waktu cepat. Solusinya,
menyediakan persediaan lebih banyak
untuk makanan favorit.
Setelah
lelah mengevaluasi, aku bersantai-santai menyanyi dengan
iringan gitar Kak Hanafi. Kami bernyanyi dengan bahagia. Kami juga menonton
youtube dan mengobrol banyak tentang “Guns n Roses”. Asik sekali! Aku ingin
pengalaman ini terulang lagi. Karena itu membuat hatiku bahagia like never before. Kanya menyanyi dengan
suara merdunya, Syaima menyanyi dengan aksen lawaknya, kata-kata lucu Meidy
membuat semua tertawa, dan tawa Saskia membuat itu semua sempurna. Today was a fairytale.
Kamis, 15 September 2016
Kami
kembali mengobservasi kantin
dan mengambil buktinya dengan foto dan hasil wawancara. Yang banyak menjadi
sumber foto adalah Meidy dan yang banyak mewawancarai ialah Kanya. Mereka
berdua menjadi sumber yang baik bagi sekelas 10 angkatan 2 Sekolah Menengah
Atas Citra Alam.
Kali ini saya mendapati bau limbah organik yang mengganggu. Baik dalam bentuk cair, padat, atau gas. WC yang
macet adalah salah satu masalah yang harus segera dibersihkan. Juga orang-orang
yang suka membuang urin di lantai juga screw
everything up atau menghancurkan segalanya. Hal ini tentu saja menjauhkan pelanggan dari
kantin.
Selain itu, menurut saya pencahayaan di kantin kurang alias gelap, suasana hitam kelam yang
tidak menambah keceriaan pelanggan, dan lain sebagainya. Lantainya juga kotor
dan penuh
dengan tanah, basah, becek, dan tidak terlihat bersih. Meskipun
demikian, sebenarnya
aku sendiri suka bau tanah yang tercampur dengan air hujan. Itu membaut bau
alam yang sedap dan segar.
Setelah
memerhatikan lantai, Aku mewawancara adik kelas SMP. Mereka bilang tidak ada yang kurang dari
kantin. Mungkin, menurut mereka kantin sudah cukup bagus karena mereka tidak
memikirkan hal-hal yang bisa menjadi lebih baik dari kantin. Mereka hanya
membutuhkan makanan dan itu saja. Mereka sudah mendapatkannya dan mereka sudah
cukup puas dengan itu. Sedangkan kami, kaum intelektual dari SMA Citra Alam,
melihat banyak yang masih bisa dibenahi agar menjadi lebih baik lagi dan lebih
memuaskan pelanggan lagi.
Jumat, 16 Oktober 2016
Aku
magang seperti biasa di kantin. Aku membantu di bagian pelayanan dan koperasi. Aku
memilih di bagian
pelayanan karena aku suka melayani orang. Aku memilih koperasi dan melayani di
koperasi lebih mudah dilakukan daripada stand-stand kantin lain. Stand-stand
lain harus memasak, membuat, menyiapkan, dan sebagainya. Sedangkan koperasi hanya
mengambil item dan mengolah uang. Tapi ada pekerjaan tambahan untuk koperasi.
Yaitu membersihkan lantai kantin. Itu tak apa. Lebih baik daripada aku diam
saja. Aku melayani pembeli yang membeli minuman dan alat tulis. Kalau ingin
bagian pelayanan aku tidak boleh tidur. Supaya semangat melayani pelanggan.
Tatakae! Berjuang! Aku berjalan-jalan dan melihat wastafel kantin Bibi yang
sangat kotor. Dibersihkannya pula dengan air kotor yang minim sekali kandungan
sabunnya. Warnanya hitam dan tentu tidak efektif untuk membersihkan lemak dan
minyak yang menempel pada piring. Juga gula yang melekat pada gelas.
Hal
ini sungguh memprihatinkan dan harus dibenahi dengan cara memaksimalkan
penggunaan sabun dan pembuangan air tidak layak pakai agar peralatan kantin menjadi
lebih bersih dan itu diperlukan untuk membangun kantin yang higienis harapan
kita semua.
Untuk
mencapai harapan itu, kita harus tahu dampak-dampaknya, yaitu air sungai
menjadi kotor, daerah yang ditumpuki sampah jadi tercemar dan menimbulkan bau tidak
sedap. Jika air sungai kita kotor, dimana kita bisa mendapatkan air bersih?
Semangat
Kantin Citra Alam bebas polusi. Yes!
Sedangkan
dampak piring dan gelas yang dicuci dari air kotor adalah kurang bersihnya
piring dan gelas sehingga makanan yang disajikan kurang higienis dan dapat
menimbulkan penyakit.
Senin, 19 September 2016
Aku
magang seperti biasa. Walaupun aku kadang tidur. Aku tidur karena aku kurang fokus sehingga harus istirahat.
Guru-guru dan Teh Dian juga memakluminya. Setelah itu, membantu Teh Dian
melayani pelanggan. Teh Dian adalah penjaga koperasi. Aku membantu mengambili
barang yang dibeli. Sedangkan urusan uang dengan Teh Dian. Kadang, tak ada
kembalian sehingga pelanggan harus membeli item tambahan. Asik sekali! Aku suka
magang!
Suatu
saat, aku melihat di sekeliling kantin. Kebanyakan baik-baik saja. Tapi ada
kendala, Yaitu, pipa di tempat jualan Kak Luki rusak sehingga air kotor
berjatuhan kemana-mana. Pipa itu bocor dan mengganggu kebersihan kantin dan
pasti menimbulkan bau yang tidak sedap karena sampah organik menyumbat saluran
air dan membusuk. Jika dibiarkan terus-menerus, warna bekas memasak akan
berubah, baunya jadi tidak sedap, dan itu mengganggu kenyamanan dan kebersihan
kantin. Aku mendapat informasi ini dari Kanya. Terima kasih, Kanya!
Selasa, 20 September 2016
Hari
ini aku membantu Kak Dian mengepel dan mengambil air untuk mengepel. Aku mengepel
bagian luar koperasi tempat anak-anak duduk. Sayangnya, tidak ada pewangi dan
pembersih lantai. Sehingga, Teh Dian terpaksa harus membersihkan dengan air
saja. Bibi kantin membantu kami dengan cara menyikat tanah-tanah yang menempel
pada lantai. Aku juga melayani anak-anak
yang membeli penghapus dan busur. Harga busur ialah Rp. 4000 dan penghapus Rp.
1000. Anak-anak berbondong-bondong membeli busur.
Hari
ini saya juga mengobrol dengan teman-teman di kantin yang mengantar produk-produk sehingga sampai di kantin. Aku mengobrol ringan tetang magang dan
hal-hal umum lainnya.
Kapan-kapan
bercanda ria lagi ya, teman-teman.
Aku
juga membuat teh untuk diriku sendiri dibantu Saskia. Saya juga melihat proses
teman-teman melayani pelanggan. Syaima memasak kentang, kentang yang dimasak
adalah kentang biasa lalu digoreng. Pembuataannya dengan cara mengupas kentang terlebih dahulu,
Kanya juga membantu memasak
produk yang akan dijual yaitu cilor atau aci telor, dan lainnya, cara pembuatan aci telor adalah menggulung aci
lalu dicelupkan di telur lalu digoreng, Saskia membantu membuat teh untukku dan
mencuci piring dan gelas bekas pelanggan. Aku mendengar dari Syaima kalau
minyak yang dipakai penjual teppanyaki dan kentang diganti setelah dua kali
pemakaian. Memang, sebaiknya minyak diganti setelah dua kali pemakaian. Ini
adalah prinsip kantin sehat yang sudah terwujud. Kareana minyak yang baik dapat
memengaruhi tubuh agar jadi baik juga. Alhamdulillah. Hari ini saya senang sekali.
Rabu, 21 September 2016
Saya
melakukan riset koperasi dengan menanyakan modal, penghasilan, barang paling
laku, dan harga-harga barang. Modalnya sekitar Rp 191000 per minggu dan
pendapat hariannya Rp 300000 saat sepi dan bisa hingga Rp 900000 jika ramai. Barang
yang paling laku ialah minuman dan alat tulis. Harganya Rp.4000 untuk susu
diamond, Rp. 6000 untuk ovaltine, Rp. 2000 untuk yakult, dan Rp. 6000 untuk
pocari sweat.
Sedangkan
barang-barang seperti perlengkapan pramuka dan sembako kurang laku. Harga
barang-barang di koperasi cenderung lebih murah daripada di tempat-tempat lain
sehingga pelanggan pun puas. Contohnya, susu diamond di minimarket Rp. 5000
sedangkan di koperasi hanya Rp. 4000 dan pocari sweat harga di supermarket Rp.
8000 sedangkan di kantin Rp. 6000. Aku juga membantu Teh Dian berjualan.
Aku
istirahat dengan minum teh dan jeruk hangat buatan Bibi dan Saskia. Aku
menari-nari Korea saat istirahat dan menunjukkan adik-adik di kantin videoku. Aku
menari NCT Dream – Chewing Gum. Lagunya catchy
banget. Aku suka! Aku tidak terlalu hafal dance nya. I was dancing to
my heart’s content. Aku juga ditraktir Kak Amir batagor! Yeay! Dengan
sambal yang pedas sekali. Tambah nikmat!
Seringkali
anak-anak tidak mengembalikan piring dan gelas bekas mereka sehingga piring dan
gelas hilang.
Mungkin ada di kelas orang atau diambil pedagang lain. Seharusnya warga kantin
lebih tertib lagi.
Selasa, 27 September 2016
Aku
pergi ke kantin Sekolah Citra Alam bersama Kak Nuroh. Kami membersihkan daun
bambu di bagian kantin dekat kamar mandi. Lalu di tengah pembersihan, aku
bertanya kepada Kak Nuroh, “Kak Nuroh, kenapa harus dibersihkan daun bambunya?
Kan nanti jatuh lagi-jatuh lagi daunnya.” Lalu Kak Nuroh menjawab, “Daun-daun
ini seperti dosa-dosa kita, Ningsih. Mungkin kita akan terus berdosa, tapi kita
juga harus terus beristighfar.” Aku hanya melempar sodokan ke Kak Nuroh. Ada
insiden saat itu.
Ku memberikan sodokan dengan cara melemparnya lalu Kak Nuroh bilang, “That’s impolite.” Lalu aku pun meminta maaf kepada Kak Nuroh. Dan aku
pun juga mengambil sendal yang Kak Nuroh sapu. Aku taruh sendalnya di tempat
sandal kantin.
Kami
juga membersihkan daun bambu yang berjatuhan dan sampah plastik di belakang
kantin. Aku yang membuang sampahnya dan Kak Nuroh yang menyapunya. Aku memungut
sampah plastik di belakang kantin. Dan Kak Nuroh menyapu bagian belakang kantin
agar terlihat lebih bersih. Kak Nuroh juga memberikan aku tugas untuk membuang
apa yang ada di serokan. Tapi untuk beberapa saat Kak Nuroh yang melakukannya
sendiri karena aku pergi ke Syaima untuk meminta tolong untuk membuat peraturan
“Dilarang Membuang Sampah Sembarangan.” Tapi kata Syaima aku saja yang
membuatnya. “Supaya kamu juga kerja,” celetuknya.
Aku
juga berdiskusi dengan Kak Nuroh tentang daydreaming
atau melamun. Itu dimulai dari Kak Nuroh yang berkata ke aku, “Don’t do daydreaming here.”And I said, “I’m
not daydreaming. I’m flashbacking.” “Flashbacking what?” Asked her. And I said,
“I’m remembering about music video.” Terus aku tanya ke Kak Nuroh, “Kak
Nuroh suka daydreaming nggak?” And she replied “Yes, I love daydreaming…”
Then she continued, “Because in daydreaming you can do anything that people said
impossible…” She continued, “There is only one rule in daydreaming.” And I
guessed it wrong. Like this: “There is no limit in your daydreaming?” She
replied, “No, the rule is don’t let your imagination controls you. You have to
control your imagination. It will be like you can’t distinguish your
imagination or reality if you fail to do it (control your imagination).”
Hari
ini aku tidak membawa container uang
seperti yang disarankan Kak Nuroh kemarin, untuk membuat koperasi jadi ada
kembaliannya.
Hari
ini aku melihat Kak Nuroh memfoto bagian belakang kantin yang sudah
dibersihkan. Aku senang sekali.
Rabu, 28 September 2016
Hari
ini aku membawa container uang
seperti yang sudah kujanjikan kepada Kak Nuroh. (Aku membawanya dengan keadaan
kotaknya ada sembilan. Lalu Kak Nuroh mengubahnya jadi enam bagian dengan cara
mencopot satu pemilahnya. Memang sih, pemilahnya sudah potong satu bagian.
Sedangkan dua lagi masih terhubung. Jadinya yang aku tak sengaja potong aku
selotip. Mungkin Kak Nuroh berpikir itu kurang rapih untuk memasang selotip di container uang.)
Hari
ini aku hanya ke kantin sebentar untuk makan lalu memberikan container uang. Dan sudah karena ingin
pergi ke Pondok Labu untuk belajar teknik menanam hidroponik.
Kamis, 29 September 2016
Hari
ini aku pergi ke Kantin Sekolah Citra Alam untuk membuat jadwal piket. Pertama,
aku bertanya pada Teh Dian, “Teh Dian, jadwal piket kantin siapa aja ya?” Lalu
Teh Dian menjawab, “Aku sama Bibi sih tiap hari.” Hal ini tidak aku tulis di
catatan piket kantin yang sebenarnya. Aku hanya menulisnya di draftnya. Walaupun draft dan aslinya aku tulis di kertas yang sama. Bedanya yang asli
aku tulis lebih besar dari draftnya.
Aku menulis ulang karena aku takut Syaima tidak bisa membacanya. Kurang jelas
karena terlalu kecil. Oh ya, Syaima ini tukang desainnya Citra Alam, loh.
Jadinya aku minta tolong Syaima untuk membuat jadwal piket kantin supaya
desainnya sesuai dengan daerah sekeliling.
Sebelum
aku minta tolong ke Syaima aku bertanya tenatng jadwal piket kantin ke seorang
Ibu di kantin dekat jualan baso. Ibu itu bertanya-tanya kepada yang lain juga.
Aku sangat berterima kasih kepada Ibu itu.
Aku
melihat Kanya sedang melukis bunga-bunga di kaca kantin. Lalu aku masuk ke
koperasi dan melihat ada container
uang yang aku berikan kemarin. Aku pun bertanya-tanya dalam hati, “Apa sudah
dipakai belum ya, kotaknya?”
Aku
juga meminjamkan HP-ku ke adik-adik di kantin. Mereka menonton video di HP-ku.
Mereka senang meminjam HP-ku. Aku juga senang meminjamkan mereka.
KESIMPULANKU
Kesimpulan: Kantin bisa bersih karena kesadaran warganya.
Penjual harus menyiapkan makanan dan
pelayanan dengan sebaik-baiknya. Seperti memerhatikan kualitas makanan
disajikan. Pembeli juga hrus bertanggungjawab atas barang beliannya. Seperti
mengembalikan piring dan gelas ke tempatnya. Gunakan alas kaki yang bersih dan
buanglah sampah pada tempatnya.