Sabtu, 08 Oktober 2016

Catatan Harian Magang di Kantin



Catatan Harian Magang di Kantin

Rabu, 14 September 2016
Hari ini aku mengevaluasi kantin. Aku melakukukan evaluasi ini karena ingin membuat riset tentang kantin dan membuat kantin lebih baik dengan hasil risetku. Yang perlu aku evaluasi ialah kebersihan, penataan, harga, pelayanan dan kepuasan pelanggan.

Evaluasi pertama yang ku lakukan adalah evaluasi kebersihan. Aku mendapati lantai kotor, tanah dan lokasi belakang kantin penuh sampah dan bau tidak sedap, sampah plastic tertimbun di belakang kantin, lantainya kotor dengan tanah, peralatan dan lingkungan tidak bersih, dinding lembab, penuh dengan lumut dan basah. Sampah dibuang sembarangan, dan piring serta gelas kotor yang berserakan dimana-mana. Sampah berserakan pada bagian belakang kantin. Penjual juga suka membuang limbah ke sungai yang membuat sungai menjadi kotor. Dan itu salah satu yang membuat sungai Citra Alam tidak bersih. Supaya Citra Alam menjadi bersih dan sehat, seharusnya kita tidak boleh membuang limbah padat maupun cair ke sungai.

Menurut ilmu Biologi yang Ningsih pelajari, lingkungan yang kotor dan lembab itu memacu tumbuhnya jamur kuman, maupun mikroorganisme yang merugikan kesehatan. Apalagi kantin adalah daerah atau tempat orang makan. Bisa saja bibit jamur, spora kuman dan mikroorganisme penyebab penyakit itu jatuh ke makanan dan termakan lalu tumbuh di dalam perut siswa-siswi dan menginfeksi hingga menyebabkan sakit. Hal ini bertentangan sekali dengan prinsip kantin sehat yang Sekolah Citra Alam ingin wujudkan .

Kita harus berhenti membaung limbah ke sungai dan kalau bisa, mulai membersihkannya. Bisa dengan mengeruk sampah dan menyaring air yang sudah tercemar oleh limbah.  Seperti yang Ningsih pernah lihat di Jerman. Jerman itu, saking bersihnya, air keran bisa diminum dan banyak juga tempat-tempat minum gratis di jalanan yang terkenal. Langkah-langkah kecil ini dibutuhkan dan peran serta warga dibutuhkan untuk membangun Citra Alam yang maju. Ayo kita lakukan little steps ini teman-teman! Demi kantin Sekolah Citra Alam yang lebih baik lagi.

Seharusnya, sampah dibuang ke tempatnya dan dinding berlumut dikorek lumutnya secara berkala seperti membersihkan lantai kantin. Siswa-siswi seharusnya menaruh piring dan gelas bekas pada penjual. Kantin harus membuat peraturan tentang menaruh piring dan gelas pada tempatnya supaya kantin menjadi lebih tertata. Kalau perlu, berikan saja sanksi bagi yang melanggar agar image peraturan kantin menjadi lebih tegas dan peraturan dapat terlaksana dengan baik.

Adapun penataan di kantin Citra Alam tidak begitu baik. Peralatan masak bergelantungan tanpa memikirkan estetika, penyajiannya tidak tertata rapih, piring dan gelas juga berserakan di area sekitar kantin.

Ditinjau dari segi ekonomi, harga di kantin cenderung lebih murah dari kantin-kantin lainnya. Contoh, teppanyaki ukuran besar di kantin lain mungkin sekitar Rp. 20000 an. Sedangkan di kantin Sekolah Citra Alam hanya Rp. 13000.

Pelanggan sudah puas dengan pelayanan kantin, begitulah kata kebanyakan anak Citra Alam yang kami wawancarai. Mereka puas dengan makanan yang lezat dan harga yang cenderung murah.

Pelayanan di kantin sudah baik. Hanya kadang tak ada kembalian di koperasi. Sebaiknya penjual harus menyiapkan uang recehan untuk persiapan kembalian dan diusahakan anak-anak membawa uang kas. Di Bibi, gorengan digoreng secara massive sehingga tersisa banyak gorengan berminyak. Banyak murid yang enggan untuk membelinya. Solusinya, memasak gorengan secukupnya saja. Di Teppanyaki, kendalanya kualitas kematangan makananan kurang konsisten. Solusinya, menerapkan standar kematangan dan melaksanakannya kepada setiap konsumen sama rata. Di stand Kak Luki, kendalanya persediaan makanan (favorit) yang kurang karena habis terjual dalam waktu cepat. Solusinya, menyediakan persediaan lebih  banyak untuk makanan favorit.

Setelah lelah mengevaluasi, aku bersantai-santai menyanyi dengan iringan gitar Kak Hanafi. Kami bernyanyi dengan bahagia. Kami juga menonton youtube dan mengobrol banyak tentang “Guns n Roses”. Asik sekali! Aku ingin pengalaman ini terulang lagi. Karena itu membuat hatiku bahagia like never before. Kanya menyanyi dengan suara merdunya, Syaima menyanyi dengan aksen lawaknya, kata-kata lucu Meidy membuat semua tertawa, dan tawa Saskia membuat itu semua sempurna. Today was a fairytale.

Kamis, 15 September 2016
Kami kembali mengobservasi kantin dan mengambil buktinya dengan foto dan hasil wawancara. Yang banyak menjadi sumber foto adalah Meidy dan yang banyak mewawancarai ialah Kanya. Mereka berdua menjadi sumber yang baik bagi sekelas 10 angkatan 2 Sekolah Menengah Atas Citra Alam.

Kali ini saya mendapati bau limbah organik yang mengganggu. Baik dalam bentuk cair, padat, atau gas. WC yang macet adalah salah satu masalah yang harus segera dibersihkan. Juga orang-orang yang suka membuang urin di lantai juga screw everything up atau menghancurkan segalanya. Hal ini tentu saja menjauhkan pelanggan dari kantin.

Selain itu, menurut saya pencahayaan di kantin  kurang alias gelap, suasana hitam kelam yang tidak menambah keceriaan pelanggan, dan lain sebagainya. Lantainya juga kotor dan penuh dengan tanah, basah, becek, dan tidak terlihat bersih. Meskipun demikian, sebenarnya aku sendiri suka bau tanah yang tercampur dengan air hujan. Itu membaut bau alam yang sedap dan segar.

Setelah memerhatikan lantai, Aku mewawancara adik kelas SMP. Mereka bilang tidak ada yang kurang dari kantin. Mungkin, menurut mereka kantin sudah cukup bagus karena mereka tidak memikirkan hal-hal yang bisa menjadi lebih baik dari kantin. Mereka hanya membutuhkan makanan dan itu saja. Mereka sudah mendapatkannya dan mereka sudah cukup puas dengan itu. Sedangkan kami, kaum intelektual dari SMA Citra Alam, melihat banyak yang masih bisa dibenahi agar menjadi lebih baik lagi dan lebih memuaskan pelanggan lagi.


Jumat, 16 Oktober 2016
Aku magang seperti biasa di kantin. Aku membantu di bagian pelayanan dan koperasi. Aku memilih di bagian pelayanan karena aku suka melayani orang. Aku memilih koperasi dan melayani di koperasi lebih mudah dilakukan daripada stand-stand kantin lain. Stand-stand lain harus memasak, membuat, menyiapkan, dan sebagainya. Sedangkan koperasi hanya mengambil item dan mengolah uang. Tapi ada pekerjaan tambahan untuk koperasi. Yaitu membersihkan lantai kantin. Itu tak apa. Lebih baik daripada aku diam saja. Aku melayani pembeli yang membeli minuman dan alat tulis. Kalau ingin bagian pelayanan aku tidak boleh tidur. Supaya semangat melayani pelanggan. Tatakae! Berjuang! Aku berjalan-jalan dan melihat wastafel kantin Bibi yang sangat kotor. Dibersihkannya pula dengan air kotor yang minim sekali kandungan sabunnya. Warnanya hitam dan tentu tidak efektif untuk membersihkan lemak dan minyak yang menempel pada piring. Juga gula yang melekat pada gelas.

Hal ini sungguh memprihatinkan dan harus dibenahi dengan cara memaksimalkan penggunaan sabun dan pembuangan air tidak layak pakai agar peralatan kantin menjadi lebih bersih dan itu diperlukan untuk membangun kantin yang higienis harapan kita semua.

Untuk mencapai harapan itu, kita harus tahu dampak-dampaknya, yaitu air sungai menjadi kotor, daerah yang ditumpuki sampah jadi tercemar dan menimbulkan bau tidak sedap. Jika air sungai kita kotor, dimana kita bisa mendapatkan air bersih?

Semangat Kantin Citra Alam bebas polusi. Yes!
Sedangkan dampak piring dan gelas yang dicuci dari air kotor adalah kurang bersihnya piring dan gelas sehingga makanan yang disajikan kurang higienis dan dapat menimbulkan penyakit.

Senin, 19 September 2016

Aku magang seperti biasa. Walaupun aku kadang tidur. Aku tidur karena aku kurang fokus sehingga harus istirahat. Guru-guru dan Teh Dian juga memakluminya. Setelah itu, membantu Teh Dian melayani pelanggan. Teh Dian adalah penjaga koperasi. Aku membantu mengambili barang yang dibeli. Sedangkan urusan uang dengan Teh Dian. Kadang, tak ada kembalian sehingga pelanggan harus membeli item tambahan. Asik sekali! Aku suka magang!

Suatu saat, aku melihat di sekeliling kantin. Kebanyakan baik-baik saja. Tapi ada kendala, Yaitu, pipa di tempat jualan Kak Luki rusak sehingga air kotor berjatuhan kemana-mana. Pipa itu bocor dan mengganggu kebersihan kantin dan pasti menimbulkan bau yang tidak sedap karena sampah organik menyumbat saluran air dan membusuk. Jika dibiarkan terus-menerus, warna bekas memasak akan berubah, baunya jadi tidak sedap, dan itu mengganggu kenyamanan dan kebersihan kantin. Aku mendapat informasi ini dari Kanya. Terima kasih, Kanya!


Selasa, 20 September 2016

Hari ini aku membantu Kak Dian mengepel dan mengambil air untuk mengepel. Aku mengepel bagian luar koperasi tempat anak-anak duduk. Sayangnya, tidak ada pewangi dan pembersih lantai. Sehingga, Teh Dian terpaksa harus membersihkan dengan air saja. Bibi kantin membantu kami dengan cara menyikat tanah-tanah yang menempel pada lantai. Aku juga melayani  anak-anak yang membeli penghapus dan busur. Harga busur ialah Rp. 4000 dan penghapus Rp. 1000. Anak-anak berbondong-bondong membeli busur.
Hari ini saya juga mengobrol dengan teman-teman di kantin yang mengantar produk-produk sehingga sampai di kantin.  Aku mengobrol ringan tetang magang dan hal-hal umum lainnya.  

Kapan-kapan bercanda ria lagi ya, teman-teman.

Aku juga membuat teh untuk diriku sendiri dibantu Saskia. Saya juga melihat proses teman-teman melayani pelanggan. Syaima memasak kentang, kentang yang dimasak adalah kentang biasa lalu digoreng. Pembuataannya dengan cara mengupas kentang terlebih dahulu, Kanya juga membantu memasak produk yang akan dijual yaitu cilor atau aci telor, dan lainnya, cara  pembuatan aci telor adalah menggulung aci lalu dicelupkan di telur lalu digoreng, Saskia membantu membuat teh untukku dan mencuci piring dan gelas bekas pelanggan. Aku mendengar dari Syaima kalau minyak yang dipakai penjual teppanyaki dan kentang diganti setelah dua kali pemakaian. Memang, sebaiknya minyak diganti setelah dua kali pemakaian. Ini adalah prinsip kantin sehat yang sudah terwujud. Kareana minyak yang baik dapat memengaruhi tubuh agar jadi baik juga. Alhamdulillah. Hari ini saya senang sekali.

Rabu, 21 September 2016

Saya melakukan riset koperasi dengan menanyakan modal, penghasilan, barang paling laku, dan harga-harga barang. Modalnya sekitar Rp 191000 per minggu dan pendapat hariannya Rp 300000 saat sepi dan bisa hingga Rp 900000 jika ramai. Barang yang paling laku ialah minuman dan alat tulis. Harganya Rp.4000 untuk susu diamond, Rp. 6000 untuk ovaltine, Rp. 2000 untuk yakult, dan Rp. 6000 untuk pocari sweat.


Sedangkan barang-barang seperti perlengkapan pramuka dan sembako kurang laku. Harga barang-barang di koperasi cenderung lebih murah daripada di tempat-tempat lain sehingga pelanggan pun puas. Contohnya, susu diamond di minimarket Rp. 5000 sedangkan di koperasi hanya Rp. 4000 dan pocari sweat harga di supermarket Rp. 8000 sedangkan di kantin Rp. 6000. Aku juga membantu Teh Dian berjualan.

Aku istirahat dengan minum teh dan jeruk hangat buatan Bibi dan Saskia. Aku menari-nari Korea saat istirahat dan menunjukkan adik-adik di kantin videoku. Aku menari NCT Dream – Chewing Gum. Lagunya catchy banget. Aku suka! Aku tidak terlalu hafal dance nya. I was dancing to my heart’s content. Aku juga ditraktir Kak Amir batagor! Yeay! Dengan sambal yang pedas sekali. Tambah nikmat!

Seringkali anak-anak tidak mengembalikan piring dan gelas bekas mereka sehingga piring dan gelas hilang. Mungkin ada di kelas orang atau diambil pedagang lain. Seharusnya warga kantin lebih tertib lagi.


Selasa, 27 September 2016

Aku pergi ke kantin Sekolah Citra Alam bersama Kak Nuroh. Kami membersihkan daun bambu di bagian kantin dekat kamar mandi. Lalu di tengah pembersihan, aku bertanya kepada Kak Nuroh, “Kak Nuroh, kenapa harus dibersihkan daun bambunya? Kan nanti jatuh lagi-jatuh lagi daunnya.” Lalu Kak Nuroh menjawab, “Daun-daun ini seperti dosa-dosa kita, Ningsih. Mungkin kita akan terus berdosa, tapi kita juga harus terus beristighfar.” Aku hanya melempar sodokan ke Kak Nuroh. Ada insiden saat itu. Ku memberikan sodokan dengan cara melemparnya lalu Kak Nuroh bilang, “That’s impolite.” Lalu aku pun meminta maaf kepada Kak Nuroh. Dan aku pun juga mengambil sendal yang Kak Nuroh sapu. Aku taruh sendalnya di tempat sandal kantin.

Kami juga membersihkan daun bambu yang berjatuhan dan sampah plastik di belakang kantin. Aku yang membuang sampahnya dan Kak Nuroh yang menyapunya. Aku memungut sampah plastik di belakang kantin. Dan Kak Nuroh menyapu bagian belakang kantin agar terlihat lebih bersih. Kak Nuroh juga memberikan aku tugas untuk membuang apa yang ada di serokan. Tapi untuk beberapa saat Kak Nuroh yang melakukannya sendiri karena aku pergi ke Syaima untuk meminta tolong untuk membuat peraturan “Dilarang Membuang Sampah Sembarangan.” Tapi kata Syaima aku saja yang membuatnya. “Supaya kamu juga kerja,” celetuknya.

Aku juga berdiskusi dengan Kak Nuroh tentang daydreaming atau melamun. Itu dimulai dari Kak Nuroh yang berkata ke aku, “Don’t do daydreaming here.”And I said, “I’m not daydreaming. I’m flashbacking.” “Flashbacking what?” Asked her. And I said, “I’m remembering about music video.” Terus aku tanya ke Kak Nuroh, “Kak Nuroh suka daydreaming nggak?” And she replied “Yes, I love daydreaming…” Then she continued, “Because in daydreaming you can do anything that people said impossible…” She continued, “There is only one rule in daydreaming.” And I guessed it wrong. Like this: “There is no limit in your daydreaming?” She replied, “No, the rule is don’t let your imagination controls you. You have to control your imagination. It will be like you can’t distinguish your imagination or reality if you fail to do it (control your imagination).”

Hari ini aku tidak membawa container uang seperti yang disarankan Kak Nuroh kemarin, untuk membuat koperasi jadi ada kembaliannya.
Hari ini aku melihat Kak Nuroh memfoto bagian belakang kantin yang sudah dibersihkan. Aku senang sekali.

Rabu, 28 September 2016
Hari ini aku membawa container uang seperti yang sudah kujanjikan kepada Kak Nuroh. (Aku membawanya dengan keadaan kotaknya ada sembilan. Lalu Kak Nuroh mengubahnya jadi enam bagian dengan cara mencopot satu pemilahnya. Memang sih, pemilahnya sudah potong satu bagian. Sedangkan dua lagi masih terhubung. Jadinya yang aku tak sengaja potong aku selotip. Mungkin Kak Nuroh berpikir itu kurang rapih untuk memasang selotip di container uang.)

Hari ini aku hanya ke kantin sebentar untuk makan lalu memberikan container uang. Dan sudah karena ingin pergi ke Pondok Labu untuk belajar teknik menanam hidroponik.


Kamis, 29 September 2016
Hari ini aku pergi ke Kantin Sekolah Citra Alam untuk membuat jadwal piket. Pertama, aku bertanya pada Teh Dian, “Teh Dian, jadwal piket kantin siapa aja ya?” Lalu Teh Dian menjawab, “Aku sama Bibi sih tiap hari.” Hal ini tidak aku tulis di catatan piket kantin yang sebenarnya. Aku hanya menulisnya di draftnya. Walaupun draft dan aslinya aku tulis di kertas yang sama. Bedanya yang asli aku tulis lebih besar dari draftnya. Aku menulis ulang karena aku takut Syaima tidak bisa membacanya. Kurang jelas karena terlalu kecil. Oh ya, Syaima ini tukang desainnya Citra Alam, loh. Jadinya aku minta tolong Syaima untuk membuat jadwal piket kantin supaya desainnya sesuai dengan daerah sekeliling.

Sebelum aku minta tolong ke Syaima aku bertanya tenatng jadwal piket kantin ke seorang Ibu di kantin dekat jualan baso. Ibu itu bertanya-tanya kepada yang lain juga. Aku sangat berterima kasih kepada Ibu itu.
Aku melihat Kanya sedang melukis bunga-bunga di kaca kantin. Lalu aku masuk ke koperasi dan melihat ada container uang yang aku berikan kemarin. Aku pun bertanya-tanya dalam hati, “Apa sudah dipakai belum ya, kotaknya?”

Aku juga meminjamkan HP-ku ke adik-adik di kantin. Mereka menonton video di HP-ku. Mereka senang meminjam HP-ku. Aku juga senang meminjamkan mereka.

KESIMPULANKU

Kesimpulan: Kantin bisa bersih karena kesadaran warganya. Penjual harus menyiapkan makanan dan  pelayanan dengan sebaik-baiknya. Seperti memerhatikan kualitas makanan disajikan. Pembeli juga hrus bertanggungjawab atas barang beliannya. Seperti mengembalikan piring dan gelas ke tempatnya. Gunakan alas kaki yang bersih dan buanglah sampah pada tempatnya.