Minggu, 23 November 2014

Internet Baik Dan Sehat

Teman-teman sudah pasti kenal kan dengan internet? Yap, teman kita yang satu ini memang banyak manfaatnya sekaligus banyak nilai minusnya juga. Kali ini, aku akan membahas tentang cara bermain yang baik dengan teman kita yang satu ini. Cekidot!

Cara bermain dengan teman kita ini harus dengan cara yang baik dan sehat. Ya, judul kita hari ini adalah “Internet Baik Dan Sehat”. Kita harus bisa bermain dengan cara ini. “Caranya bagaimana, Ningsih?” Berikut ini cara-caranya:

Kita jangan memberikan data pribadi kita pada Internet secara spesifik. Contohnya, memberi tahu alamat dan lain sebagainya. Karena itu memudahkan para ‘orang yang tidak dikenal’ mengetahui data tentang diri kita. Dan itu berbahaya. Gimana kalau kamu tiba-tiba disamperin orang terus diculik karena penculiknya tahu alamat kamu? Who knows, ya. Siapa tahu itu bisa terjadi.

Kedua, jangan berteman dengan orang yang tidak dikenal di Internet. Karena, mereka bisa memberikan malapetaka secara tiba-tiba padamu. Misalnya, memberikan konten porno atau melakukan hal yang vulgar. Soalnya, aku sebagai penulis juga pernah pengalaman pas aku lagi ngobrol di Omegle. Jadi, si chatter nya itu nunjukin alat kelaminnya. Aku langsung end chat aja. Serem, ya? Makanya, hati-hati kalau punya cyber friend. Kita harus hati-hati dalam memilah; siapa yang lebih pantas kita temani,  dan siapa yang tidak.

Kalian juga harus mengatur waktu kalian di Internet. Jangan sampai waktu kalian habis hanya karena internet. Ini termasuk teknik bermain internet yang sehat. Kalian harus lebih produktif. Kalian sebaiknya membuka internet untuk hal-hal yang perlu saja. Misalnya, mengepost di blog atau melihat post yang menggugah gairah hidup di Facebook. Begitu, menurutku.

Kalian harus menyukai apa yang menjadi diri kalian sendiri. Cari passionmu di internet. Kembangkan bakatmu. Tunjukkan (lewat internet) pada dunia bahwa kamu bisa! Aku tahu kamu memang bisa J


Sekian post singkat dan padat tentang “Internet baik dan sehat”. Baru pertama kali aku mengepost sesingkat ini karena memang hanya ini yang aku tahu tentang “Internet baik dan sehat”. Yang terpenting aku sudah berbagi ilmuku. Bagaimana denganmu, apa kamu akan membagi ilmumu dengan dunia, juga? Kutunggu tulisanmu, ya.

Jumat, 21 November 2014

Resensi Buku: The Catcher in The Rye

The Catcher in The Rye adalah sebuah novel karya J.D. Salinger yang menceritkan tentang seorang remaja yang sarkastik bernama Holden Caulfield. Holden bersekolah di Pencey, Amerika Serikat. Dia adalah seorang anak dari seorang pengacara kaya yang memiliki saham di Broadway. Buku ini menceritakan tentang perjalanan Holden selama tiga hari dari Pencey sampai rumahnya sendiri. Buku ini akan membuat Anda terbawa arus kehidupan Holden selama tiga hari yang penuh detail dan extraordinary.

Anda akan diajak Holden menuju dunia baru melalui meditasi perjalanan tiga hari seorang Holden Caulfield yang sarat hikmah dan pembelajaran.

Buku ini berawal dari cerita Holden tentang sekolahnya kegiatannya di sekolah itu. Yang unik dari buku ini adalah, Holden akan mengajak kalian mendengarkan ceritanya tentang masa lalu dengan gaya yang santai dan menarik, sehingga tidak terlihat seperti flashback. Anda akan mendengarkan bagaimana pikiran-pikiran  Holden yang penuh dengan sarkasme sekaligus nilai moral. Pandangan hidup anda akan berubah seketika setelah membaca buku ini.

Anda tidak perlu takut dengan tidak memahami bahasa Inggris yang menjadi bahasa dari buku ini. Dengan bahasa Inggris slang, buku ini mudah dimengerti oleh semua kalangan. Dan satu lagi yang menarik dari buku ini adalah Holden selalu menggunakan istilah phony untuk hal yang dibencinya. Dalam kata lain, Holden membenci phoniness.

Phony memiliki arti “beda dari luar dan dalam”. Holden membenci orang seperti itu, yang disebut juga dengan phonies. Saat menonton bioskop maupun kehidupan nyata, Holden selalu takut akan datangnya kejadian-kejadian phony yang datang di depannya. Phony adalah metafora atas hal-hal buruk yang datang pada hidupnya.

Judul  The Catcher in The Rye ini didapatkan dari mimpi seorang Holden yang unik. Holden bermimpi untuk menjadi The Catcher in The Rye (Penangkap dalam pancaran sinar). Saat anak-anak sedang bermain di sebuah tebing yang dipancari oleh sinar, Holden akan menunggu dan mengawasi anak-anak tersebut agar tidak terjatuh dari tebing dan tetap pada kesenangan mereka yang berasal dari hati mereka yang murni. Sungguh mimpi yang mulia, bukan?

Holden mengajarkan bahwa yang kita cari dalam hidup adalah kedamaian. Bukan Cadillac ataupun prestasi semata. Holden juga megajarkan apa yang kita cari ada di dalam diri kita, bukan di luar mengikuti trend orang-orang disana. Holden menunjukkan sosok remaja yang baik dalam kenakalannya. Yang patut kita contoh dari Holden adalah jangan menilai orang dari luarnya. Bayangkan saja, apa yang akan Anda lakukan jika Anda bertemu dengan seorang Holden? Apa yang akan anda dapat dari pandangan Anda terhadapnya? Bukankah dari luar ia hanya seorang anak nakal? Hanya saja, ia berjalan dengan hatinya. Bukan dengan apapun yang lain.


Begitulah buku yang berjudul The Catcher in The Rye. Saya sangat sarankan Anda untuk membacanya. Sungguh, tidak akan sulit untuk mencari buku tersebut karena buku ini sudah masuk kelas buku klasik. Anda mungkin dapat dengan mudah mendapatkannya di buku elektronik ataupun International Online Book Store yang tersebar dimana-mana. Mari ubah pandangan hidup Anda bersama Holden Caulfield.

Soft News: Field Trip SMP Bahtera ke Gedung Sate dan Saung Angklung Udjo

Di pagi hari itu, beberapa (tak semuanya) dari siswa-siswi SMP Bahtera mengikuti Field Trip ke Gedung Sate dan Saung Angklung Udjo. Mereka memasuki kawasan sekolah mereka dengan jadwal biasa yang sudah ditetapkan. Mereka membaca Al-Qur’an segera setelah bel berbunyi. Siti Cahyaningsih, atau biasa dipanggil Ningsih adalah salah satu dari mereka.

Setelah membaca Al-Qur’an, mereka diminta berkumpul di lapangan untuk briefing sebelum Field Trip berjalan. Dan mereka melakukannya sesuai dengan apa yang guru mereka instruksikan. Para guru telah berunding cukup lama untuk mempersiapkan Field Trip di hari yang istimewa tersebut. Alhasil, murid-murid Bahtera dibagi menjadi enam kelompok, yaitu kelompok  satu sampai dengan enam. Mereka dibagi dalam dua bis. Bis pertama mengangkut kelompok satu, tiga, dan empat. Sedangkan, bis kedua mengangkut kelompok dua, lima, dan enam.

Mereka atau bisa dipanggil siswa-siswi Bahtera berangkat dengan senangnya. Mereka bersenandung ria sesuai dengan kegembiraan hati mereka masing-masing. Akhirnya, dengan canda ria yang mereka dendangkan, mereka berhasil sampai ke Taman Lansia dengan selamat.

Di Taman Lansia, mereka melakukan game. Tahukah kamu seperti apakah game yang dimainkan anak-anak Bahtera? Ya, mereka bermain mencari-dan-menyusun-puzzle. Anak-anak Bahtera sangat antusias dengan permainan tersebut. Kerja sama barudak-barudak Bahtera telah teruji (dan terbukti) dengan permainan tersebut. Mereka berhasil menyusun puzzle tersebut dengan sukses. Barudak-barudak Bahtera memang top!

Di suatu sisi, seorang anak Bahtera menyedukan dirinya sendiri karena rindu akan keluarga dan momen-momen berharga. Ya, itulah Ningsih. Tapi, dia tetap berjalan menuju Gedung Sate dengan kerumunan anak-anak Bahtera lainnya dengan membawa perasaannya itu.

Sesampainya di Gedung Sate, disanalah  tempat (selang waktu beberapa lama)dengan datangnya seorang Petugas Keamanan Gedung Sate yang memandu generasi muda Bahtera yang siap mempelajari sejarah kota Bandung dan tentu saja, Gedung Sate nya.” Kami pun, siswa-siswi SMP Bahtera berjalan menuju lantai empat dimana kami akan diceritakan tentang sejarah yang berharga tentang Gedung Sate,” celoteh Ningsih yang merupakan salah satu siswi Bahtera.

Di sana (lantai empat), kami diceritakan oleh Pak Yanto tentang  sejarah dan apa itu Gedung Sate. Dimulai dari sejarah Gedung Sate pada masa Belanda, bagaimana Gedung Sate dibuat, sampai biaya pembangunan Gedung Sate dan Museum Geologi yang sama harganya dengan 6 juta Gulden. Begitulah singkatnya cerita Pak Yayan yang incredible itu. Di sudut lain dari cerita, Ningsih membuka Merriam-Webster seraya mendengarkan Pak Yanto yang sebenarnya dilarang oleh Pak Guru. Memang sebelumnya, kami dilarang memegang  Handphone dengan alasan: sekarang ini kalian sedang belajar, hanya saja prosesnya di luar kelas. Tapi menurut Ningsih yang juga merupakan saksi mata, masih ada anak-anak Bahtera lainnya yang membuka handphone nya. Sungguh, perilaku yang tidak bertanggung jawab. Kali ini, siswa-siswi Bahtera belum menunjukkan sikap yang patut sebagai anak bangsa.

Sehabis diberi penjelasan oleh Pak Yanto, siswa-siswi SMP Bahtera go to the top of Gedung Sate. Mereka berfoto ria disana dilengkapi panorama Bandung sebagai background nya. Ningsih juga termasuk sebagai siswi yang narsis.

Baik diatas maupun dibawah Gedung Sate, Ningsih tetap berperan menjadi siswi Bahtera yang narsis. Ia tetap berfoto ria bersama teman-temannya di depan prasasti bersejarah Gedung Sate. Bukan hanya Ningsih, murid-murid Bahtera yang lain juga narsis sendiri maupun bersama teman lainnya. Terbukti dengan foto bersama SMP Bahtera yang shining dibawah sinar mentari. Hehehe…

Setelah berfoto, murid-murid Bahtera beristirahat sejenak dibawah pohon yang rindang. Sambil menikmati bekal mereka, siswa-siswi yang aktif ini berceloteh ditemani teman santai mereka. Alias, makanan mereka. Mereka sangat menikmati moment of joy ini.

Murid-murid Bahtera pun segera bangkit dan berjalan menuju bis untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya;  Saung Angklung Udjo!

Sampai di Saung Angklung Udjo, mereka tidak langsung menonton pertunjukannya. Melainkan, mereka shalat dan beristirahat dulu di tempat yang sudah disediakan. Ditemani jajanan sehat dari kantin Angklung Udjo, siapa lagi yang tak mau istirahat beratapkan jerami?

Tepat jam 13.00,mereka menonton pertunjukan di Saung Angklung Udjo yang berupakan beberapa sesi. Di antara sesi-sesi tersebut adalah, sesi Wayang Golek, Tari Topeng, dan satu tari lagi yang biasa ditampilkan saat seseorang baru sunatan, dan banyak sesi lainnya. Begitulah menurut Ningsih yang merupakan narasumber utama kami.

“Kami juga diajak main angklung bersama!” Sahut Ningsih di rumahnya.

Di akhir acara, beberapa penonton dari SMP Bahtera maupun sekolah lain diajak menari bersama para murid Saung Angklung Udjo. “It was a moment of strength and I feel okay about it.” Begitu pendapat Ningsih tentang momen itu saat ia ikut menari dengan mereka. Bagaimana dengan yang lain? Sayangnya, kami tidak mengutip pendapat dari warga Bahtera yang lain.

Siswa-siswi SMP Bahtera pun menelusuri tempat souvenir Angklung Udjo dan beberapa dari mereka juga ada yang membeli es lilin. Begitu menurut pengamatan kami pada kegiatan-sehabis-pertunjukan SMP Bahtera.


Murid-murid SMP Bahtera pun pulang dengan santainya. Begitulah pengalaman Field Trip SMP Bahtera dari sudut pandang Siti Cahyaningsih sebagai narasumber utama kami. Semoga artikel ini member iimpresi yang baik pada pembaca sekalian dan bermanfaat untuk kedepannya. Sekian dari kami  wartawan Koran SMP Bahtera.  (-ningsih)

Sabtu, 01 November 2014

Narkoba

Apakah teman-teman tahu apa itu narkoba? Narkoba adalah obat-obatan terlarang dari tanaman atau bukan tanaman yang mengakibatkan perubahan kesadarn. Seperti yang kamu tahu,  kita tidak boleh menggunakan narkoba. Mau tahu kenapa? Yuk, kita bahas lebih lanjut lagi tentang narkoba.
Narkoba bisa menyebabkan kerusakan biologis maupun psikologis pada tubuh kita. Narkoba inibiasa diedarkan oleh para bandar narkoba. Tahukah kamu berapa perkiraan uang peredaran gelap narkoba tingkat dunia? Ya, uang pengedaran narkoba mencapai lebih dari 300 milyar US dollar/tahun. Banyak sekali bukan? Jangan sampai uang teman-teman termasuk dalam pengedaran narkoba yang  haram ini, ya.
Kerugian narkoba itu banyak banget, temen-temen.  Terutama dalam segi kesehatan, sosial ekonomi, dan keamanan. Orang yang sudah menjadi candu narkoba akan menjual apapun di rumahnya (atau bisa rumah orang lain) demi narkoba. Karena kalau nggak, mereka akan merasakan kesakitan yang berlebih, namanya sakau. Intinya, orang yang sudah terkan candu narkoba akan mempertaruhkan apa yang menjadi miliknya demi narkoba. Mereka sudah candu.
Ciri-ciri pecandu narkoba adalah:
1.       Sering berbohong untuk memanipulasi keadaan.
2.       Sering menyendiri, seperi di kamar mandi, kamar tidur, atau yang lainnya.
3.       Menghindari aktivitas bersama keluarga.
4.       Dan lain-lain.
Penyalahgunaan narkoba di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2011 pecandunya sampai 3,8 juta orang. Jika hal ini tidak segera dicegah atau ditindaklanjuti, kemungkinan tahun 2015 ini pecandu narkoba di Indonesia akan mencapai angka 5,8 juta orang. Serem ya, temen-temen.
Whitney Houston adalah salah satu orang terkenal yang menggunakan narkoba. Kebanyakan usia pengguna narkoba adalah sekitar 15-64 tahun di seluruh dunia.
Kebanyakan WNI di luar negeri terancam hukuman mati karena pengedaran narkoba. Teman-teman harus mencegah agar temen-temen dan orang di sekitar temen-temen, punya kontak nih, sama yang namanya bandar narkoba. Karena kalau sampe iya, kesananya bakal repot. Just in case kalau temen-temen ditawarin narkoba sama Bandar narkoba, temen-temen harus berani bilang: nggak! Atau kalau versi aku, kabur aja ngacrit kemana aja asal nggak kena sama yang namanya narkoba. Karena kalau sudah kena sama narkoba, resikonya bakal repot. Gini nih, tahapnya kalau temen-temen udah say yes sama narkoba.
Proses seseorang bisa terkena narkoba:
1.       Kompromi:  temen-temen udah mau bergaul sama pengguna narkoba.
2.       Coba-coba: temen-temen udah nyobain narkoba.
3.       Toleransi: tubuh temen-temen udah toleran sama narkoba.
4.       Kebiasaan: temen-temen udah menjadikan narkoba sebagai kebiasaan temen-temen.
5.       Ketergantungan: tebuh temen-temen udah pada level kalau berhenti, bakalan sakau.
6.       Intoksifikasi: tubuh temen-temen udah keracunan sama narkoba.
7.       Meninggal dunia: temen-temen meninggal dunia, deh. Note: karena narkoba!
Kalau temen-temen udah kena narkoba. Kasarnya sih, nih, rasain sendiri akibatnya!
Akibat penyalahgunaan narkoba:
1.       Fungsi otak dan perkembangan terganggu.
2.       Adanya gangguan kesehatan.
3.       Adanya gangguan perilaku.
4.       Merosotnya nilai-nilai moral kemanusiaan.
5.       Mengakibatkan kejahatan, kekerasan, dan kriminalitas.
6.       Kehidupan keluarga tidak berfungsi normal.
7.       Terjadinya kerusakan social.
Meskipun orang yang sudah terkena narkoba bisa direhabilitasi. Tapi hampir pasti nggak bisa sembuh total. Karena, pengaruh narkoba itu udah menyerap banget dalam tubuhnya. Baik secara biologis maupun psikologis. Oleh karena itu, kalian harus mencegah narkoba terhadap orang-orang sekitar kalian dan yang pasti diri kalian sendiri , dengan cara:
1.       Memperbanyak informasi tentang bahaya narkoba.
2.       Jalani pola hidup sehat.
3.       Hindari rokok dan alkohol.
4.       Tidur yang cukup dan makan makanan bergizi.
Temen-temen udah tahu kan bahaya narkoba? Makanya, inilah hal-hal yang harus kita lakukan sebagai generasi penerus bangsa yang baik:
1.       Kita harus mencegah penyalahgunaan narkoba.
2.       Kita harus membangun komitmen pada pelajar/mahasiswa untuk tidak memakai narkoba.
3.       Manfaatkan waktu yang tersedia dengan baik.
4.       Perlu kesadaran tentang narkoba.

Nah, temen-temen, sekian penjelasan tentang narkoba dari saya. Semoga ini bermanfaat untuk kita semua. Terima kasih sudah membaca. Wassalam.

My Disease

Aku sedang sakit secara mental. Lebih tepatnya; kurang sehat. Keadaan ini kadang-kadang kurang membahagiakanku. Aku sering merasa kepalaku terada pusing dan keras di bagian dahi; dan itu membuatku tak nyaman! Aku juga sering merasa tidak enak dengan suasana kekenyangan, karena aku sering merasa takut kalau aku akan gendut dan konsentrasiku menjadi buyar, Sungguh, aku ini anak yang lebay; jika kamu ingin tahu. Tapi, khusus untuk yang bagian gendut, aku sudah tidak terlalu mempermasalahkannya lagi; aku bersyukur dengan fakta aku sudah tidak terlalu mempermasalahkannya lagi. Lagi pula, gendut itu tidak penting.Dengan banyak teori seperti itu, aku jadi merasa sok bijak. Entah kenapa.
Hari ini, aku melihat sekilas catatan pribadi temanku. Disana tertulis bahwa aku sebel dengan temen aku yang suka ngelihat-ngelihat, suka cubit-cubit, kalau dikasih tahu suka ngeyel, dan lain-lain. Dan karakter itu sangat mirip dengan aku! Aku jadi khawatir dengan itu dan aku menanyakan pada mereka:
"Itu tentang aku ya?"
Dan mereka simply and basically jawab "Nggak, Demi Allah." "Ini tuh ada yang lain," lanjut mereka lagi.
Aku balas lagi mereka dengan, "Bohong masuk Neraka, ya?"
"Iya."
Hal itu melegakanku, tapi Salsa langsung ketawa-ketawa lagi; yang mengganggu kesenanganku yang sesaat.
Si (inisial) S bilang, "Tuh, Salsa ketawa-ketawa."
Dan itu membuatku berprasangka lagi kalau Salsa tahu rahasianya dan menertawakan tingkahku kepada si A dan S.
Aku tanya ke Salsa: "Salsa, kamu ketawa kenapa?"
Salsa menjawab, "Itu karena Amir."
Baiklah—begitulah kira-kira aku menggambarkan apa yang ada di dalam hatiku.
Memang aku ini anaknya sensitif—begitu pula kata Om-ku. Aku akan mengurangi kesensitifanku—dan keseriusanku juga. Jadi, aku suka menganggap orang yang bercanda itu sedang memperlakukanku beneran dengan kayak gitu. Aku terlalu serius; itu berarti tanda aku kurang santai. Sungguh, aku sudah jago dalam teori. Tinggal, hanya mempraktekkannya.
Rasa syukur adalah hal yang kubutuhkan saat ini. Karena, hal itu akan menaikkan moodku secara perlahan. Aku sering membandingkan orang lain dengan diriku sendiri. Padahal, hal itu sudah jelas saat aku menanyakan ke Bapak seperti ini:
“Bapak, kenapa orang nggak bisa dibanding-bandingin?”
“Ya jelas lah, wong tugasnya beda-beda.”
“Jadi, nggak bisa, kalau dia lebih kaya, lebih banyak memiliki kemampuan daipada si ini berarti dia lebih beruntung?”
“Ya, nggak bisa lah.”
*Flashback ends*
Aku juga suka berkhayal macem-macem; dimana aku berkhayalnya dengan tidak sengaja. Itulah tanda kalau aku tidak menikmati saat ini.
Hal lain yang menggangguku adalah fakta bahwa aku tidak bisa memainkan alat musik. Perasaanku tidak sejalan dengan nada dan satu-satunya hal yang aku lakukan saat belajar musik adalah belajar hafalan. Aku kadang suka membanding-bandingkan diri dengan yang bisa alat musik dan itu adalah hal yang merugikan diriku sendiri. Saat aku memainkan alat musik, yang kugerakkan adalah nafsuku, bukan perasaanku. Tapi tidak ada gunanya aku membuang-buang waktu untuk hal yang aku tidak dimudahkan di jalannya. Dan membanding-bandingkan orang adalah hal yang illegal. Jadi, aku hanya melakukan sesuatu seperti biasanya.
Aku senang melakukan pekerjaan yang melibatkan banyak orang. Kata Tante Witrin, perasaan orang kepadaku; apakah dia sebal, apakah dia suka adalah hal yang penting untukku. Jadi, bekerja dengan banyak orang lebih mengasyikkanku daripada mendem sendiri di Laboratorium.
Aku sering merasa tidak enak karena perasaanku tidak sejalan dengan pikiranku. Mengquotes perkataan orang adalah hobiku dan aku cukup relatable dengan quotes dari si L yaitu, “Berjalan dengan akal.” Aku sering merasakan dalam hatiku dorongan untuk melakukan hal yang quite aneh-aneh. Seperti, balik lagi ke sekolah untuk membereskan lipetan mukenaku, atau, balik lagi ke tempat les untuk salim dengan guru; dan itu tidak masuk akal! Walaupun, aku merasa si L menyindirku. Aku tetap tidak mempedulikannya. Aku tetap berjalan dengan akalku (untuk melanjutkan perjalananan) dan mengikuti perkataan orang di jalan seperti diem, belum, dll. Hal itu yang membuatku sering menengok ke orang lain—kata-kata itu. Tapi karena perkataan orang itu, aku menjadi balik ke tempat les dengan raut muka yang hampir menangis—aku benar-benar menangis. Dan itu menggangguku karena kadang, aku tak bisa main normal seperti anak-anak lainnya. Walaupun, sekarang, aku berangsur-angsur menjadi lebih baik lagi. Alhamdulillah.
Hal tentang prestasi kadang menggangguku sedikit, aku pernah mengkhayal menang lomba UN se-nasional di Jogja. Padahal, faktanya aku tidak diizinkan belajar ke Jogja. Khayalan-khayalan tidak sengaja itu sering menggangguku. Self-pride is harmed by me. It is worthless and useless. Padahal prestasi itu tidak penting. Yang penting itu, Sholeh dan Bahagia. Udah tok-tok itu aja. Begitu kata Bapak yang menjadi pelindung hidupku.
Nilai adalah hal yang tidak penting. Tapi, kadang, aku suka mengkhawatirkannya dan membandingkannya dengan teman-temanku. Sepertinya, aku ini maujadi yang nomor satu; dimana itu adalah hal yang worthless sama sekali. Untung, berangsur-angsur, diriku sudah memahami teori yang kubuat sendri untuk diriku sendiri. Semoga aku lebih mengeri lagi kalau nilai itu tidak penting. Amin.
Sering terlewat sepintas pikiran bahwa aku ini pintar—itu sangat menggangguku! Karena pintar itu tidak penting. Pintar adalah hal duniawi; bukan berarti aku maksud dengan bukan hal-hal akhirati. Dan aku akan mempelajari lagi cara bagaimana agar aku dapat menata pikiran lagi seperti dulu. Doakan aku supaya berhasil ya, kawan.
Nggak dimana-mana, pasti ada orang yang nggak suka sama aku. Mau gimana pun juga. Dan mereka nggak sukanya terbuka-terbukaan. Tapi itu biasa. Masa Rasul dilempari kotoran, kita minta disayang-sayang. Lama-lama aku juga terbiasa. Semoga seiring waktu aku dapat paham sesuatu yang baru.

Begitulah tentang diriku, mungkin ini terlalu menggaggumu karena penutupan ini sangat nge-cut. Terima kasih untuk membaca. Wassalam.