Senin, 01 Juni 2015

Perpisahan SMP Bahtera: Pantai Pangandaran dan Green Canyon

Aku akan menceritakanmu tentang pengalaman seru saat aku jalan-jalan ke Pangandaran bersama keluargaku dan teman-temanku. Keluarga sedarah dan keluarga sekolah. Hehehe...

Aku berangkat bersama keluargaku. Tidak bersama rombongan sekolah. Dengan alasan, Bapak mau istirahat dulu sebelum pergi ke pantai. Tidak mau seperti rombongan, pergi dan begitu sampai langsung main ke pantai. Bapak ingin tidur dulu. Sudah ku ceritakan? Sebenarnya aku sekeluarga ingin mengajak Om Agus. Kami sepat balik untuk menjemput Om Agus. Tapi Om Agus tidakmau karena Bulik Santi sedamg hamil. Kami pun menghormati keputusan Om Agus dan go on.

Begitu bangun tidur, kami ke Pantai Batukaras. Di sana, kami bertemu rombongan. Aku pun bertemu teman-temanku dan bermain ombak bersama. Kami juga menaiki Banana Boat. Kami dijatuhkan di tengah laut! Kami tenggelam dan minum air laut! Such an unforgettable moment! Kami pun berenang ke pinggir laut. Tentu saja, dengan pelampung di badan kami.

Aku juga naik perahu donat dengan adikku, Dhiyah, dan Pak Budi sekeluarga. Aku paling takut naik perahu donat! Soalnya, kalau kebalik, nanti kita tenggelem di bawah perahu yang lebar. Susah berenang ke pinggirnya. Kalau kehabisan napas duluan gimana? Tapi akhirnya nggak dijatuhin, sih. Kata adikku, aku teriaknya "vroh" mulu! Jadi inget para "vroh" 41...

Kami berfoto di Pantai Batukaras. Ini dia fotonya...

Seselesainya dari Batu Karas, kami langsung ke Green Canyon. Kali ini aku pakai Bis Rombongan, loh. Nggak ikut Bapak. Coba-coba aja bareng Dhiyah.

Di Green Canyon, aku naik perahu melewati sungai air payau (campuran air asin dan air tawar) berwarna hijau. Pleasure sekali! Aku juga berenang loh! Asik lagi! Mau tahu? Baca aja. Kekeke...

Aku berenang di sungai air tawar. (Finally! Sampai juga di air tawar!) Sungai payau itu perbatasan air tawar dan asin. Aku berenang lepas kacamata. Aku melihat semua dengan blur dan efek silinder! Tidak jelas. Tapi nggak apa-apa, aku tetap berenang dengan happy. Aku terjun dari batu payung (batu berbentuk payung setinggi 7 meter dari tanah) ke dalam air sedalam 8 meter sebanyak dua kali. Aku sih bukan takut apa-apanya. Cuma takut kejedug di dalem aja. (Apa-apa juga, ya?) Kece banget lah pengalaman aku di Green Canyon. Aku pengen balik lagi tapi nggak boleh. Sungguh disayangkan.

Aku pun ke hotel. Hotelnya baguis, loh. Kece dalemnya. Aku tidur di kamar temen-temen aku. Asyik BGT bisa tidur sama ngobrol bareng temen-temen. Aku juga selfie, loh!

Malamnya, aku main game dan tuker kado. Jangan lupa makan ikan! Enak banget ikannya. Aku tambahin aja bumbu pedes yang banyak. Biar aku nangis. Tapi sayangnya aku nggak nangis. Jatah cewek sekelas aku sendiri yang makan. Jangan salah, ya. Mereka pada nggak mau soalnya. Lagipula, ikannya banyak kok. Xixixi...

Paginya, aku naik sepeda sama Agist. Tapi jadinya aku sama Agist balik lagi Karena diajak Salsa, Syifa, sama Afifah naik mobil sepeda, Aku nggak tahu namanya. Aku akhirnya naik bareng deh. Asik banget! Afifah yang ngendarain. Yang lain mengayuh. Sampai kami sampai di tempat semula dan mengembalikannya ke Abang nya.

Aku juga main ombak sama Agist dan Dhiyah di Pantai Utama Pangandaran. Sensasi bangeeetttt...

Sehabis itu, kami pulang. Aku bareng Bapak-nggak bareng rombongan. Kami pun melewati acara membeli oleh-oleh dan pulang duluan dengan perasaan bahagia.

Jumat, 15 Mei 2015

Ulang Tahun Seribu Rasa



Pagi itu merupakan pagi yang damai. Angin berhembus damai, burung mulai berkicau, matahari terbit, dan tanaman terguyur embun pagi. Para warga kompleks pun mulai melakukan aktifitasnya di hari Minggu ini. Salah satu dari mereka adalah tiga sekawan: Fira, Tia dan Vina. Mereka melakukan jogging bersama mengitari kompleks pagi ini.

Tia: “Pagi ini segar banget ya! Jarang-jarang di Jakarta bisa sesegar ini!”
Vina: “Iya betul! Bagaimana menurutmu Fira?”
Fira: “Ya ya ya. Terserah saja. Eh, aku haus nih! Beli minuman yuk.”
Vina: ”Tapi...”
Fira: “Sudah jangan banyak omong! Ayo lomba lari ke warung sana! (menunjuk ke warung) Yang menang kutraktir minuman!
Tia: Ya sudah, ayo! Satu... Dua... Tiga!
(Mereka bertiga berlari sekencang mungkin.)
(Sesampainya mereka bertiga terengah-engah.)
Tia: “Yeay! Aku yang menang!”
Fira: “Yeh, pengen banget apa? Hehe, nggak deh. Bercanda kok.”
Vina: “Emmm, Fira. Apa aku boleh pinjam uangmu? Aku nggak bawa uang nih.”
Fira: “Apaan? Nggak! Uangku buat traktir Tia aja.”
Tia: “Iya! Salah sendiri larinya lambat!” (menyoraki Vina)
Fira: “Yuk Tia, kita jajan. Biarin aja si Vina anak kere.”
(Vina tertunduk.)
(Fira dan Tia membeli minuman.)
Vina: “Eh, kita ke taman yuk! Di sana pasti segar. Mumpung masih pagi.”
Fira: “Hmmm... Ya udah deh. Yuk,Ti!”

Sesampainya di taman...
Tia: “Main petak umpet yuk!”
Vina: “Ayuk! Ayuk!”
Fira: “Tapi yang jaga kamu ya, Vina.”
Vina: “Loh? Kok? Kenapa?”
Tia: ”Atau kita nggak mau main.”
Vina: (pasrah) “Ya udah deh. Aku hitung ya.” (mulai menghitung)
Fira dan Tia: (Bersembunyi di balik semak-semak.)
Vina: “Sudah ya. Aku cari nih.” (mulai mencari)
Vina: (Mencari di balik semak-semak)
Fira: “BAAAAA!!!” (melempar ranting kayu)
Vina: (Terkejut) “FIRAAAAAAAA!!!!!”
Fira: (Mendorong Vina ke tumpukan dedaunan dan melemparkan botol minumannya) “HAHAHA!”
Vina: (Wajahnya memerah dan mulai menangis.)
Tia: (Mulai panik) Fira! Fira! Cukup, ini sudah keterlaluan! Kau ini kenapa sih? Kita kan cuma...”
Vina: (Mengamuk) “YA BETUL! KALIAN HARI INI KENAPA SIH MEMPERLAKUKAN AKU SEPERTI INI?! INI SUDAH KETERLUAN! MEMANGNYA AKU SALAH APA SIH?! AKU BENCI KALIAN! TERUTAMA KAU, FIRA!” (Pergi meninggalkan taman.)
Tia: “Kau ini kenapa sih?! Kenapa sampai segitunya?! Ini kan cuma kejutan ulang tahun.Kau malah merusak persahabatan kita dan membuat hari ulang tahunnya menjadi buruk. Ini sama aja kamu nge bully dia.”
Fira: “Benar juga ya. Seharusnya aku...”
Tia: “Cukup! Aku ngak mau dengar alasanmu. Aku mau pulang, menemani ibuku belanja. Kau memang nggak tau diri!” (Berjalan sedikit.)
Tia: “Oh ya, (menengok ke belakang) sebaiknya kamu cepat minta maaf nanti sore. Kudengar, Vina akan pergi ke rumah saudaranya hari ini sebentar. Cake dan hadiahnya sudah kutitipkan sama mbakku ke rumahmu. Mungkin sekarang sudah ada di rumahmu.” (Berjalan meninggalkan taman.)
Fira: (Duduk di bangku taman sambil merenungi kesalahannya.)

Sore harinya di depan pintu rumah Vina...
Fira: (Memencet bel.)
Vina: (Membuka pintu.)
(Fira dan Vina saling bertatapan.)
Fira: “Boleh aku masuk?” (Ragu-ragu.)
Vina: “Ya.” (Memasang wajah jutek.)
(Mereka berdua masuk ruang tamu Vina.)
Vina: “Sebentar ya. Aku buatin teh dulu. Makan aja kue keringnya.” (Bersikap cuek.)
Tak lama kemudian...
Vina: “Ngapain kesini?” (Sambil menuangkan teh.)
Fira: “Aku mau minta maaf...”
(Hening sejenak.)
Fira: “Maafin aku ya tadi. Sebenernya tadi aku cuma mau bikin kejutan ulang tahun buat...”
Vina: “APA? HAHAHA!” (Tertawa terbahak-bahak.)
Fira: “Ke... Kenapa?” (Terheran-heran.)
Vina: ”Sejak kapan aku ulang tahun?! Hahaha!”  (Masih tertawa.)
Fira: “Itu kata Tia. Dia melihat di kalender rumahmu bahwa tanggal 22 Agustus itu ultahmu. Dan...”
Vina: “Kalian ini... Itu ulang tahun kakakku. Dia dipanggil Vina. Adikku yang menulisnya. Di rumah aku dipanggil Dewi. Nih lihat!” (Menunjukkan kalender.)
Fira: “Jadi... Hahaha. Ini cuma kesalah pahaman ya. Padahal aku dan Tia sudah membeli Cake dan hadiah untukmu. Eh, (melihat tas) AKU LUPA BAWA CAKE DAN HADIAHNYA!!!” (Berteriak.)
Vina: “Haha, sudahlah. Lupakan saja. Aku sangat beruntung punya sahabat yang peduli seperti kalian. (Tersenyum.) Hari ini jadinya perasaanku bercampur aduk deh. Hehe.”
Fira: “Hahaha...”
(Mereka berdua berpelukan.)
Vina: “Besok kamu mesti minta maaf sama Tia ya. Aku temenin kok.”
Fira: “Iya, makasih.” (Tersenyum kecil.)

Sore itu berjalan dengan sempurna. Kedua sahabat itu telah bermaafan. Mereka menghabiskan damainya sore dengan berceloteh sambil minum teh dan mencurahkan isi hati masing-masing. Indahnya persahabatan...

TAMAT

Jumat, 23 Januari 2015

Catatan Liburan Ningsih

Jumat, 26 Desember 2014
Aku pergi dengan tujuan melihat-lihat jalan di Jakarta bersama keluargaku. Yang lebih tepatnya, Bapak, Diah, dan Nurul. Aku dan Bapak mengobrol selama di perjalanan sedangkan Diah bermain HP-ku. Dan Nurul? Dia sedang tidur. Kami berjalan (dalam mobil) sambil melewati hujan. Bapak bilang suara hujan sangat enak. Aku pun juga berpikir begitu. Kami lebih memilih suara hujan dibanding mendengarkan lagu. Aku bilang bau hujan yang mengguyur tanah sangat enak. Bapak pun menimpalinya dengan persetujuan. Kadang-kadang, di perjalanan aku mengotak-atik HP-ku sehingga Bapak menegurku, “Katanya mau lihat-lihat Jakarta, tapi malah ngelihat HP.” Aku pun tersadar dan kami melanjutkan perbincangan kami yang hangat. Pulangnya, kami mampir ke Seven Eleven dan melahap apa-apa yang kami beli disana. It was a great day for me.

Sabtu, 27 Desember 2014
Bapakku dan aku pergi menonton The Hobbit: The Battle of Five Armies. Film itu sangat thrilling. Aku sangat menyukainya. Tentu saja, film itu sangat seru. Sebelumnya, kami pergi shalat di belakang bioskop tersebut. Bioskop dengan nama XXI itu berada di komplek Hotel Kartika Chandra. Walaupun depannya terlihat bagus, tapi belakangnya sangat jorok. Aku sedih karena tempat shalat tidak diperhatikan oleh pihak yang berwajib. Setelah itu, kami membeli makanan dan minuman untuk disantap di bioskop, saat pemutaran film. Salah satunya, kami membeli popcorn karamel. Aku sangat suka bagian saat banyak karamelnya dan saat aku menggigit itu “krenyess”. Aku menghabiskan colaku lebih cepat dari Bapak. Jadi, pada saat aku eneg popcorn pada akhirnya, aku meminta cola Bapak. Kami juga membeli dua buah kue coklat enak seharga RP.10000,00. Kami emakannya saat kami sedang nonton trailer sebelum filmnya dimulai. Aku sangat suka The Hobbit seri ketiga ini. Ini merupakan salah satu pengalaman aku menonton film yang tergolong sangat seru, Aku senang sekali.

Minggu, 28 Desember 2014
Hari ini aku pergi bersama Bapak, Diah, dan Nurul ke Taman Waduk Pluit. Kami bersenang=senang di sana. Aku, Diah, dan Nurul naik bianglala. Sedangkan saat naik kora-kora, Nurul tidak ikut. Awalnya, hanya Diah dan Nurul yang naik rumah balon. Sementara di sisi lain, aku sedang makan kuliner soto ayam. Awalnya, Diah bilang kalau hanya anak umur kurang dari sampai 12 tahun saja yang diperbolehkan naik rumah balon. Tapi, kulihat ada ibu-ibu mendampingi anaknya di rumah balon. Sehingga, aku minta Bapak agar aku bisa menaiki rumah balon.Akhirnya, aku mendapatkan uang senilai RP.10000,00 untuk menaiki rumah balon. Aku pun menyerahkan uang itu kepada penjaga rumah balon. Dan aku akhirnya diperrsilakan naik rumah balon itu. Aku bermain-main bersama Diah dan Nurul dengan gembira di rumah balon itu.
Seselesainya dari rumah balon, kami langsung shalat dzuhur di Mushala Al-Ikhlash. Setelahnya, kami pergi menuju Museum Nasional.
Di perjalanan ke Museum Nasional, kami melewati McD dan kami pun memutuskan makan di sana. Aku awalnya kesal karena Path-ku tidak bisa ngepost. Tapi akhirnya, aku lupakan itu. Aku paling ingat saat aku makan Beef Prosperity dan Twister Fries yang sangat enak. It was a heaven for me.
Kami akhirnya sampai di Museum Nasional. Bapakku berkata bahwa Museum Nasional adalah museum yang serius dan satu jam tidak akan cukup bagi kami untuk belajar di Museum Nasional. Jadi, kalau kami benar-benar mau datang ke sana lagi, kami harus berangkat pagi untuk benar-benar belajar. Sayangnya, saat itu sudah menunjukkan pukul setengat empat sore. Jadi, kami hanya melihat-lihat Museum nasional secara sekilas. Dan itu tetap keren bagiku.
Kami akhirnya sampai di rumah pukul lima sore. Dan tebak apa? Kami menjutkan kesenangan kami masing-masing di rumah.

Senin, 29 Desember 2014
Hari ini aku pergi ke rumah temanku saat aku masih bersekolah di SMPN 41 Jakarta, Hashifah namanya. Aku pergi diantar oleh Mas Febri dengan mengendarai motor. Sesampainya di rumah Hashifah, aku mengucapkan salam dan masuk ke rumahnya. Di sana, Hashifah masih tidur tapi akhirnya dibangunkan oleh Bapaknya karena kedatanganku. Hashifah mengomel padaku bahwa dia masih ingin tidur. Tapi, akhirnya kami berbincang bersama tentang hal-hal yang menyentuh hati dan ingatan kami dan dianggap pantas untuk diceritakan. Setelah itu, aku pergi ke rumah teman kami yang lainnya, Galuh, untuk mengajaknya main. Tapi Galuh bilang adiknya sedang sakit sehingga ia harus menemani adiknya; dan tidak bisa bermain bersama kami. Sementara Hashifah, mandi dan makan sambil menungguku yang sedang pergi ke rumah Galuh. Tanpa Galu, kami berjalan-jalan di sekitar komplek Hashifah sambil ngobrol ngalor-ngidul. Kami membeli Bubble. Aku dan Hashifah membeli rasa green tea. Dan untuk yang kedua kalinya, aku membeli rasa Blackcurrent yang dari sirup; bukan bubuk. Dan itu mematikan hasratku untuk membeli Bubble yang ketiga kalinya karena rasanya kurang enak. Setelah itu, kami berencana untuk pergi ke warnet (tapi tidak jadi). Kami akhirnya malah jajan sosis untuk aku; dan mi untuk Hahifah. Sosisnya sangat pedas karena diberi bubuk cabe. Aku yang suka pedas malah meminta bubuk cabenya ditambahkan lagi. Alhasil, kami kepedesan lalu membeli air putih. Aku menambahkan Good Day dalam daftar pembelianku; tidak untuk Hashifah. Kami akhirnya kembali ke taman (saat kepedesan kami berada di taman) dan mengobrol dengan cara kami sendiri tentang keislaman. Sehabis itu, kami berjalan ke rumah Hashifah dan bertemu tukang mainan yang menjual gulali, dan kami membelinya. Setelah itu, kami duduk di lapangan sambil makan gulali dan membeli air lagi untuk menetralkan tenggokan kami. Setelahnya, kami shalat di masjid di dekat rumah Hashifah. Dan setelahnya lagi,  Hashifah mengantarku untuk membeli pulsa. Dan setelah itu kami pulang ke rumah Hashifah lalu main HP sepuas kami. Dan pada jam setengah 3 sore, aku pulang dengan menggunakan angkutan umum. Tentu saja, sebelumnya aku pamit dulu ke keluarga Hashifah. Aku pun pulang sendiri tanpa HP yang menyala; sehingga aku menyanyi-nyanyi untuk menjagaku dari kebosanan dan overthinking. Aku pun sampai di rumah dan melakukan kegiatan seperti biasa. Kau tahu, seperti membaca buku, belajar, belajar main piano, bermain bersama adik-adik, atau makan dan tidur. Hehehe...

Rabu, 31 Desember 2014
Aku dan keluargaku pergi ke Waduk Ria-Rio, waduk yang dulu sempat membanjiri Jakarta dulu. Disana waduknya belum jadi. Jadi, kami hanya melihatnya dari luar saja. Main activities dari acara jalan-jalan ini adalah berbincang bersama di mobil. Kami sangat menikmatinya. Setelah itu, kami makan di McD dengan enaknya. Dan akhirnya, we’re on our way to home.

Kamis, 1 Januari 2015
Kami sekeluarga pergi ke Pantai Karang Bolong di Anyer, dekat Hotel Marbella. Awalnya, perjalanan berangkat kami sangat lancar. Sampai akhirnya, kami terjebak macet di perkomplekan Anyer. Karena, banyak orang yang pergi rekreasi dan melewati jalur kami; jalur yang tercepat. Kami pun memutuskan untuk makan siang dulu di sebuah restoran bernama Morena. Kami menunggu lama sekali. Sungguh, restoran itu sangat tidak memuaskan kami. Itu karena, yang memasaknya hanya satu orang. Dan yang mengantarkan makanan? Banyak orang. Seharusnya yang memasak harus banyak orang dan mengantarkan sedikir orang. Supaya efisien. Begitulah perbincangan kami.
Sesampainya di pantai, kami langsung main ombak. Adikku, Zaka, bermain selancar duluan. Lalu, aku mengikutinya. Setelah itu, aku berlari mencari wahana air. Yang kutemukan adalah jetski dan banana boat. Aku dan Zaka akhirnya naik jetski. Seru sekali. Aku sempat mengendari jetski nya. Walaupun aku mengendarainya sangat cepat. Sehingga, kalau ada ombak kami terhempas and it’s like boom!  Jadinya, Zaka meminta agar mas nya saja yang mengendarai. Aku takut jatuh. Hehe...
Setelah puas main jetski, kami bermain di ombak lagi menggunakan selancar. Diah, adik perempuanku, juga memakai selancar. Kami bermain sampai jam setengah enam lalu mandi.
Di perjalanan pulang, ternyata di perkomplekan Anyer macet juga. Semuanya sama-sama mau pulang, Ya, kami nikmati saja macetnya. Saat ada waktu dan kesempata, kami memutuskan mau untuk pergi ke Indomaret sekalian makan. Kami disana membeli camilan untuk di jalan dan makan. Aku pun tertidur. Kami sampai di rumah jam setengah satu malam.
Begitulah ceritaku di pantai. J

Minggu, 4 Januari 2014
Aku pergi berjalan-jalan dengan teman SMP ku yang dulu. Awalnya, aku janjian di Poltangan untuk bertemu Siti. Setelah sekian lama menunggu, aku pun bertemu Siti. Kami berdua pun pergi menyamper Mbak Mus, teman kami yang lainnya. Setelah Mus siap, kami peri ke Stasiun Pasar Minggu untuk pergi ke Stasiun Jakarta Kota, lebih tepatnya Kota Tua. Kami pergi kesana dengan tujuan kereta tujuan Bogor-Jakarta Kota. Sesampainya di sana, kami langsung pergi ke Museum Mandiri serta Museum Keramik dan Lukisan. Disana ada lukisan dari para mahasiswa. Yang menarik disini adalah saat Mus bilang, “Lukisan gini doang bisa masuk Museum? Nggak lah, canda.” Aku sebenarnya sedikit setuju dengan Mus tentang beberapa lukisan di Museum itu. Hehehe... Peace!  Kami sangat menikmati melihat objek-objek disana; tawa kami sangat riang. Kami pun segera kembali ke Pasar Minggu menggunakan kereta untuk membeli sandal di Robinson. Aku yang membeli sandal, teman-temanku hanya mengantarkanku.
Setelah membeli sandal, kami menaiki angkot S15 untuk pergi ke Cijantung. Kami akan pergi ke Mal Cijantung untuk menonton Merry Riana. Di sana kami shalat, makan di Bakso Lapangan Tembak Senayan (aku memesan nasi goreng seafood dan ice cappucino!), dan tentu saja, menonton Merry Riana. Filmnya seru sekali; aku suka!
Seusai menonton Merry Riana, kami membeli es kriMm McD dan pulang ke rumah kami masing-masing. Hari itu sangat menyenangkan bagiku. Aku senang bisa bertemu dengan teman-teman lamaku lagi.

Selasa, 6 Januari 2015
Aku bermain kontak dengan temanku. Kami berjanjian untuk pergi bersama. Tapi, temanku itu lama sekali. Aku capek menunggu. Aku sampai menangis. Tapi, lupakan itu. Saat itu, dia sudah datang di rumahnya dan aku pun menghampirinya di rumahnya.
Aku pergi berjalan-jalan bersama teman SD ku yang dulu, namanya Anika. Kami pergi berjalan-jalan ke Grand Indonesia Shopping Town. Kami berangkat mengunakan kereta.Pertama, kami naik angkot 16 menuju Stasiun Pasar Minggu. Dan kami pun membeli tiket dan menaiki kere jurusan Sudirman. Sesampainya di Stasiun Sudirman, kami mampir ke Seven Eleven untuk membeli makanan dan minuman untuk disantap di dalam bioskop saat kami sedang menonton. Kami memutuskan untuk membelinya disini karena makanan dan minuman di bioskop sangat mahal. Kami pun menyembunyikan “santapan” kami di dalam tas. Lalu, kami menaiki taksi untuk sampai di Grand Indonesia. Di sana, kami menonton “Night in The Museum 3: Secret of The Tomb” Filmnya seru juga. Banyak adegan yang lucu sehingga membuat aku dan Anika terbahak-bahak. Aku lumayan suka dengan film itu. Tentu saja, sebelumnya kami membeli tiket dan khusus aku, salat asar dulu. Anika tidak melakukannya  karena dia sedang haid.
Setelah menonton film, ternyata sudah lewat maghrib. Aku pun salat maghrib dulu. Setelah salat, kami mengambil beberapa foto di depan bioskop. Kau tahu, kan sering ada figura-figura film di depan bioskop, kan? Nah, kami berfoto tepat disitu. Setelah berfoto, kami pergi makan malam di Yoshinoya. Alias restoran yang paling murah di Grand Indonesia. Kami benar-benar sudah merencanakan untuk makan di situ. Dan akhirnya? Kami makan di situ juga. Hehehe...
Aku masih ingat masalah yang kami hadapi. Saat kami membeli makanan di Seven Eleven, aku bilang kami lebih baik membeli popcorn nya satu saja, takut kenyang; karena itu adalah pengalamanku yang sudah beberapa kali. Walaupun, Anika bilang itu lebih baik untuk membeli dua. Karena, ia bilang ia bisa menghabiskan satu popcorn itu. Sedangkan aku yang sebelumnya, itu pun susah payah untuk menhabiskannya walaupun kami sekeluarga sudah mencoba. Mungkin, karena aku selalu makan popcorn dsaat aku kenyang. Tapi, saat di bioskop kami kekurangan popcorn. Film baru saja dimulai, tapi popcorn kami sudah mulai habis. Akhirnya kami tidak memakan popcorn selama filmnya diputar. Inti masalahnya, kami kekurangan popcorn. Kami sempat menyelisihkan itu sedikit.Tapi, itu tidak jadi masalah. Lagipula, itu sudah terjadi.
Pulangnya, setelah makan, kami naik taksi sampai Stasiun Cikini, mengisi ulang “kartu kereta” kami. Dan turun di Stasiun Pasar Minggu Baru. Kami berjalan ke rumah Anika. Karena, aku mau mengambil buku yang sudah aku titipkan padanya di rumahnya. Stelah itu, aku pulang dalam keadaan senang sekaligus lelah.

Minggu, 11 Januari 1015

Aku pergi jalan-jalan ke BIP (Bandung Indah Plaza) dan Baltos (Balubur Town Square) bersama Fia dan Wahyu, anak teman Bapakku. Kami awalnya diantar oleh Om Imam, teman Bapakku sampai ke Taman Pahlawan. Setelah itu, kami naik angkot menuju BIP. Sesampainya di BIP,  kami membeli minuman dari Chatime. Lalau kami makan di Food Court. Kami bertiga makan Tenderloin. Hanya aku saja yang menambah mie karena masih lapar. Padahal, saat dating mie nya aku sudah kenyang. Setealh itu, kami berjalan-jalan sambil melihat-lihat keadaan Mall. Aku pun bertanya, “Eh, beli souvenir Big Hero 6 dimana, sih?” “Di Baltos, Mbak.” Jawab Fia. Akhirnya, kami memutuskan untuk pergi ke Baltos. Di sana, kami pergi mencari-cari dan akhirnya melihat-lihat figuran-figuran para tokoh kesukaan kami. Sayangnya, figuran Hiro di sana tidak ada yang cocok untukku. Setelahnya, kami duduk-duduk santai di lantai atas Baltos sambil menikmati camilan yang kami beli. Lalu, kami ke toko buku impor. Aku mencari buku yang berjudul Jane Eyre. Namun, tidak ketemu. Saat di lantai bawah, kami menemukan took CD, disitu, aku membeli VCD Big Hero 6.  Lalu, kami pun pergi lagi ke BIP. Di sana, kami shalat. Awalnya, kami berencana pergi ke Timezone. Tapi, karena hanya Wahyu yang ingin bermain, akhirnya tidak jadi. Kami pun pulang dengan perasaan bahagia. Walaupun, harus jalan menanjaki gunung. Hehehe…

Kamis, 08 Januari 2015

Surat Cinta Untuk Nabi



Ya Allah Ya Rabbi, kirimkanlah salam kepadak Nabiku tercinta.
Ya Rasulullah saw, semoga salam sejahtera selalu tercurahkan padamu.
Ya Habiballah, semoga keselamatan dan Ridha Allah selalu tertumpah padamu.
Ya Nabiyullah, aku cinta padamu. Sungguh cinta padamu.
Aku selalu bershalawat dan mengirimkan salam padamu, keluargamu, dan para sahabatmu bersama teman-temanku di sekolah. Semoga salamku benar-benar tertumpahkan padamu, Ya Nabiyullah. Dan aku tahu, engkau selalu menjawab salam umatmu, Ya Rasulullah. Terima kasih untuk menjawab salamku dan teman-temanku.
Aku berdoa untukmu semata. Agar Allah swt. meninggikan derajatmu dan menenangkan hatimu. Semoga Allah mengabulkan doaku, Ya Habiballah.
Terlalu banyak keistimewaanmu untuk disebutkan. Karena engkau adalah manusia sempurna. Tapi yang aku ingin kau tahu, aku mencintaimu, tanpa syarat. Segalanya yang ada pada dirimu adalah kesempurnaan.
Engkau tetap beribadah, pada malam hari yang gelap, bahkan hingga kakimu sakit. Engkau meminta ampun atas dosa-dosamu. Walaupun aku yakin, engkau tak punya dosa.
Akhlakmu sangat terpuji. Engkau bekerja di siang hari, beribadah di malam hari, dan berdakwah sepanjang waktu. Semua itu engkau lakukan karena Allah semata.
Aku ingin sekali menjadi seperti engkau, Ya Rasulullah. Engkau, yang menjadi manusia bersifat Ilahiah, yang hidup karena Allah, dan mati pula karena Allah. Manusia yang sempurna dalam akhlaknya.
Hatimu bersih tanpa noda. Bagikan lentera yang menyinari malam hari. Menuntun manusia dalam kegelapan, menuju tempat yang benderang penuh cahaya. Itulah engkau bagi umatmu.
Salah satu yang aku kagumi darimu ialah, hatimu yang selalu tentram dan bahagia. Tak peduli diejek atau dipuji, hatimu tetap yang sama. Selalu diam kecuali melakukan sesuatu yang baik. Dan mencintai Allah dengan sepenuh hatimu.
Cintaku padamu sungguh tak terukir dengan kata-kata.
Terima kasih Ya Allah,  untuk mendatangkan Nabi pada kami.
Terima kasih  Nabiyullah, untuk menuntun kami keluar dari kegelapan.
Aku mencintaimu.

Umatmu,
Siti Cahyaningsih