Minggu, 26 Februari 2017

Hari Ini Aku Kesal Sekali

Hari ini aku kesal sekali! Aku pergi ke dokter dengan memegang janji dokter bulan lalu yang mengatakan bahwa obatku akan dikurangi.

Semuanya berjalan lancar, aku tidur sambil menunggu dokter datang. Aku membeli basreng untuk meredakan lapar dan mengusir rasa kantuk. Aku mengobrol dengan dokter dengan rasa tenang. Sampai aku bilang kepada dokter kalau aku melihat warna berbentuk malaikat. Saat melihatnya, aku biasa saja. Tapi saat aku bilang lah masalahnya terletak.

Kulihat dokter yang sudah mengurangi obatku pun mencoretnya dan menambahkannnya kembali. Aku pun syok. Akibat syok tersebut, aku sedikit melamun. Kecewanya lagi, dokter bertanya, "Kenapa mikirnya lama?" dan bilang kalau aku masih sering melamun. Aku sedih sekali. Setiap kali aku ingat itu, diriku merasa kurang enak.

Padahal di hari biasa aku jarang sekali melamun. Hanya karena syok tadi aku menjadi seperti itu. Di kala aku membutuhkan kefokusan (bertemu dengan dokter), di situlah kefokusanku sedikit menghilang. Hari burukku.

Padahal aku sudah berekspektasi tinggi. Tapi harapan itu runtuh karena tak tercapai. Karena satu kalimat, hariku hancur. Padahal hari inilah aku tidak sekolah dan aku bebas melakukan apa yang aku mau.

Pikiran ini mumet dan aku merasa gelas pikiranku penuh, aku harus segera bercerita ke Bapak, dan menuangkan pikiranku dengan cara yang baik. Jangan sampai gelas pikiranku penuh atau bahkan tumpah karena hal seperti ini. Hal itu marabahaya! Aku akan terus menjaga pikiranku agar sestabil mungkin.

Bahkan mendengarkan lagu pun tidak membantuku. Walaupun itu biasanya sumber kebahagiaanku. Ya Allah, aku kenapa?

Aku bertekad, lain kali, kalau aku bertemu dokter, tak usah ceritakan hal-hal yang berupa masalah sepele. Aku saja tadi mendengar bisikan sedikit di ruang dokter tak masalah, tak kuceritakan. Kenapa aku harus bercerita tentang bayangan yang sepele?

Menulis dan bercerita secara verbal adalah caraku menyalurkan isi dalam diriku. Apa caramu?